Posts

Showing posts from January, 2020

Siri' dan Pesse, Harga Diri Orang Bugis, Makassar, Mandar, Toraja

Image
Buku : Siri’ dan Pesse, Harga Diri Orang Bugis, Makassar, Mandar, Toraja Editor : Moh. Yahya Mustafa, A. Wanua Tangke, Anwar Nasyaruddin Penerbit : Pustaka Refleksi, Makassar 2003 Jumlah Halaman : xv + 84 ISBN : 979-96732-2-7 Buku ini adalah kumpulan tulisan tentang Siri’ Pesse, Etos Kerja, Were,   yang ditulis oleh para tokoh Sulawesi Selatan yaitu: H. Abu Hamid, H. Zainal Abidin Farid, H. Mattulada, H. Baharuddin Lopa, dan C. Salombe. Kata Prof. Dr. H. Zainal Abidin Farid, Siri’ adalah suatu sistem nilai sosial-kultural dan kepribadian yang merupakan pranata pertahanan harga diri dan martabat manusia sebagai individu dan anggota masyarakat. Sementara itu Prof. Dr. H. Abu Hamid berpendapat bahwa Siri’ itu merupakan taruhan harga diri, maka harga diri tersebut harus diangkatmelalui kerja keras, berprestasi, berjiwa pelopor, dan senantiasa berorientasi keberhasilan. Ada 5 karya tulis dalam buku ini: 1.        Siri’ dan Etos Kerja oleh H. Abu Hamid 2.        Siri’ Pesse dan Were, panda

Sejarah Islam di Sulawesi Selatan

Image
Buku : Sejarah Islam di Sulawesi Selatan Penulis : Suriadi Mappangara dan Irwan Abbas Penerbit : Lamacca Press, Makassar 2003 (Bekerja sama dengan Biro KAPP Setda Provinsi Sulawesi Selatan) Jumlah Halaman : viii + 201 ISBN : 979-97452-5-X Buku ini terdiri dari 6 bab, dimana pada bagian atau bab pertama hanya berupa pengantar, yang membahas tentang latar belakang penulisan buku, tujuan dan manfaat penulisan dan kerangka konseptual. Kebudayaan dan Kepercayaan Pra-Islam dibahas pada bagian ke-2. Pada bagian ini ada pembahasan tentang suku bangsa dan bahasa, religi masyarakat yang terdiri dari: kepercayaan Toani Tolotang, Patuntung, dan Aluk Todolo’. Penulis juga menjelaskan tentang pranata keagamaan,   dan bentuk ibadah kuno dan tata   cara penguburan. Bentuk ibadah kuno misalnya penyembahan Dewa Matahari dan Bulan, pemujaan terjadap Kalompoang, Arajang, Saukang. Dan Stratifikasi Sosial. Bagian ke-3 merupakan inti pembahasan buku ini, yaitu asal mula masuknya Islam di Sulawesi Selatan.

Kisah Tertembaknya Kahar Muzakkar

Image
Buku : Kisah Tertembaknya Kahar Muzakkar di Sungai Lasolo Editor : A. Wanua Tangke & Anwar Nasyaruddin Penerbit : Pustaka Refleksi, Makassar 2006 Jumlah Halaman : vii + 104 ISBN : 979-3570-18-0 Satu lagi buku yang membahas tentang Kahar Muzakkar (Qahhar Mudzakkar). Diawali dengan catatan Penerbit. Benarkah   Kahar Muzakkar telah meninggal dunia? Kahar Muzakkar   pemimpin DI/TII yang pernah bergerilya di hutan hutan belantara Sulawesi Selatan selama 15 tahun (1950 – 1965) telah menimbulkan mitos itu. Banyak yang beranggapan dan meyakini bahwa Kahar Muzakkar belum meninggal dunia sampai sekarang. Bahkan di group group media sosial seperti di Facebook, seringkali ada anggota group yang berdebat dengan anggota lainnya tentang status kematian Kahar Muzakkar.  Buku ini dengan judul yang sangat jelas, kisah tertembaknya Kahar Muzakkar di Sungai Lasolo berusaha mengungkap tentang fakta sebenarnya. Diawali dengan kisah Pertemuan Bonepute, antara Kahar Muzakkar dan pasukannya dengan Kolone

Sulawesi Selatan Berdarah

Image
Buku : Sulawesi Selatan Berdarah Penulis : Zainuddin Tika dkk. (Mas’ud Kasim, Muhammad Iqbal, Basri, Zainuddin) Penerbit : Lembaga Kajian Sejarah Budaya Sulawesi Selatan, Makassar 2016 Jumlah Halaman : vi + 100 ISBN : 078-602-14794-4-5 Buku berjudul “Sulawesi Selatan Berdarah” ini membahas tentang peristiwa berdarah yang menelan korban 40.000 jiwa di Sulawesi Selatan atau dikenal dengan nama peristiwa Korban 40.000 jiwa. Rangkaian peristiwa ini dimulai pada tanggal 11 Desember 1946. Tentara Belanda (Pasukan Westerling) melaksanakan operasi militer, dengan mengumpulkan semua laki laki remaja dan dewasa disebuah lapangan tidak jauh dari Istana Andi Mappanyukki. Mereka semua diinterogasi, yang mana yang extrimis, teroris, perampok. Mereka semua kemudian diberondong peluru dan mati seketika itu dengan lumuran darah yang memenuhi tanah lapangan itu.   Operasi militer itu berlanjut kedaerah lainnya di Sulawesi Selatan sampai korbannya mencapai 40.000an orang.  Pembahasan buku ini diawali de